Wednesday, April 23, 2008

1. Model struktural (Minuchin)
Model ini dikembangkan oleh Minuchin, konsepnya adalh keluarga adalah suatu sistem sosiokultural terbuka sebagai sarana dalam memenuhi kebutuhan adaptasi. Fungsi keluarga berkurang apabila kebutuhan individu dan anggota lainnya dijumpai maladaptive dan tidak bisa saling menyesuaikan. Fokus terapinya adalah perubahan adaptasi dari maladaptif menjadi adaptif untuk memudahkan perkembangan keluarga.
Usaha terapi meliputi hubungan keluarga, evaluasi struktur dasar keluarga, kemampuan dan upaya seluruh anggota keluarga untuk saling menerima perbedaan dan saling memahami karakter.

2. Model terapi Bowenian
Bowenian mempunyai pandangan bahwa keluarga adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai subsistem, seperti pernikahan, orang tua-anak & saudara kandung (sibling) dimana setiap subsistem tersebut dibagi kedalam subsistem individu dan jika terjadi gangguan pada salah satu subsistemya maka akan menyebabkan perubahan pada bagian lainnya bahkan bisa sampai ke suprasistem keluarga tersebut yaitu masyarakat. Bowen sendiri mempunyai 8 konsep dasar dalam pelaksanaan terapinya :
1. Pemisahan Diri (differentiation of self)
• Pemisahan diri adalah kemampuan seseorang untuk memisahkan diri sebagai bagian yang terpisah secara realistis dari ketergantungan pada individu lain dalam keluarga, tetapi dengan catatan dapat mempertahankan pemikiran dengan tenang dan jernih dalam menghadapi konflik, kritik, serta menolak pemikiran yang tidak jelas serta emosional
• Keluarga yang sehat akan mendorong proses pemisahan diri dari kekuatan ego keluarga yang telah banyak diterima pada anggota keluarga yang berusia 2 sampai 5 tahun serta diulang pada usia antara 13 dan 15 tahun.
• Stuck-togetherness (kebersamaan yang melekat/menancap) menggambarkan keluarga dengan kekuatan ego yang melekat kuat sehingga tidak ada anggota yang mempunyai perasaan utuh tentang dirinya secara mandiri
2. Triangles (Segitiga)
• Konsep hubungan segitiga merujuk kepada konfigurasi emosional dari 3 orang anggota keluarga yang menghambat dasar pembentukan sistem keluarga.
• Triangles adalah penghalang dasar pembentukkan sistem emosional.
• Jika ketegangan emosi pada sistem 2 orang melampaui batas, segitiga tersebut adalah orang ketiga, yang membiarkan perpindahan ketegangan ke orang ketiga tersebut.
• Suatu sistem emosional yang disusun secara seri pada hubungan segitiga akan bertaut satu sama lain.
• Hub segitiga merupakan hubungan disfungsional yang dipilih oleh keluarga untuk menurunkan kecemasan melalui pengalihan isu yang berkembang daripada menyelesaikan konflik/ketegangan.
• Triangulasi ini dapat terus berlangsung untuk jangka waktu yang tak terbatas dgn melibatkan orang di luar keluarga termasuk terapis keluarga yang dianggap sebagai bagian dari keluarga besar
3. Proses Emosional Sistem Keluarga Inti
• Menggambarkan pola fungsi emosional dalam satu generasi.
• Umumnya hubungan terbuka terjadi selama masa pacaran, kebanyakan individu memilih pasangan dengan tingkat perbedaan yang sama.
• Jika tingkat perbedaan yang muncul rendah pada masa penjajakan dalam hal ini adalah masa pacaran maka kemungkinan besar akan muncul masalah di masa mendatang.
4. Proses Proyeksi Keluarga
• Pasangan yang tidak mampu terikat dengan komitmen yang kuat sebagai orang tua maka akan menciptakan kecemasan kepada anak-anaknya.
• Peristiwa tsb dimanifestasikan sebagai hubungan segitiga ayah-ibu-anak.
• Segitiga ini ini umumnya berada pada berbagai tingkatan intensitas yang beragam pada hubungan antara orang tua dengan anak.
• Anak biasanya menjadi target sasaran yang dipilih dengan berbagai alasan:
- Anak akan mengingatkan pada salah satu figur orang tua terhadap isu pengalaman masa kanak-kanak yang tidak terselesaikan
- Anak ditentukan oleh jenis kelamin atau posisi penting dalam keluarga
- Anak yang lahir cacat
- Orang tua yang memiliki pandangan negatif saat kehamilan
• Perilaku menjadika anak sebagai sasaran tersebut disebut “pengkambinghitaman” (scapegoating) dan hal tersebut sangat membahayakan stabilitas emosional serta kemampuan anak.
5. Emotional Cutoff (pemutusan secara emosional)
• Persepsi anak untuk memisahkan diri secara emosional.
• Setiap anak dalam keluarga mempunyai derajat keterikatan secara emosi yang kuat dan abadi dengan orang tuanya.
• Dalam pemutusan emosional biasanya pemutusan mudah dilakukan jika antara anak dengan orang tua tinggal dalam tempat yang jaraknya berdekatan sementara dengan anak yang tinggalnya berjauhan pemutusan emosional ini menjadi sangat sulit untuk dilakukan.
• Pemutusan hubungan secara emosional merupakan disfungsional yang terjadi diantara keluarga asli akibat keterikatan yang terjadi dengan pembentukkan keluarga baru
• Memelihara hubungan secara emosional dengan keluarga asal dapat mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga walaupun adanya perbedaan.
6. Proses Transmisi Multigenerasional
• Suatu cara pola interaksional yang ditransfer dari satu generasi ke generasi lain.
• Merupakan bagian yang berkelanjutan dari suatu proses yg natural/alami dari seluruh generasi
• Sikap, nilai, kepercayaan (beliefs), perilaku dan pola interaksi didapatkan dari orang tua kepada anak melalui seluruh kehidupan
• Penting untuk dikaji pada keluarga, terutama perilaku keluarga dalam suatu generasi yang turun menurun (multiple)
7. Sibling Position
• Satu kedudukan yang dipegang oleh keluarga akan mempengaruhi perkembangan keluarga yang dapat diprediksi dari karakteristik profil
• Anak ke berapa serta kepribadian anggota keluarga tsb akan menentukan posisi seseorang dalam keluarga.
• Bowen menggunakan teknik ini untuk membantu menggambarkan tingkat perbedaan kedudukan diantara keluarga serta kemungkinan terjadinya proses proyeksi keluarga secara langsung.
8. Societal regression
• Teori Bowen meluaskan pandangannya thdp masyarakat (society) sebagai system social seperti layaknya keluarga.
• Konsep societal regression membandingkan antara respon masyarakat dengan respon individu dan keluarga terhadap:
- Tekanan akibat krisis emosional
- Tekanan yang menimbulkan ketidaknyamanan & kecemasan;
- Penyebab penyelesaian yang tergesa-gesa, bertambahnya masalah, serta siklus yang sama yg berulang secara terus menerus.



Tujuan terapi Bowenian Model:
Menurunkan kecemasan & memperbaiki gejala-gejala yang timbul
Meningkatkan setiap partisipasi partisipan disesuaikan dengan tingkat pemisahan dirinya dalam rangka meningkatkan adaptasi keluarga sebagai sistem
Metoda standarnya adalah 2 orang dewasa ditambah terapis
Peran terapeutik adalah:
- Sebagai “pelatih” atau supervisor,
- Meminimalkan keterlibatan secara emosional dengan keluarga.
Teknik terapis meliputi:
• M’definisikan & m’klarifikasi hub antar anggota keluarga
• M’bantu anggota keluarga mengembangkan hub satu-satu & meminimalkan hub segitiga (triangles) dalam system.
• Mengajarkan anggota keluarga mengenai fungsi system emosional
• Meningkatkan perbedaan dgn mendorong “kedudukan sebagai saya (individu)” selama mengikuti terapi
Proses Terapinya :
Presession – Membuat perjanjian pertemuan dan lamanya, bina hub saling percaya serta kejujuran, merumuskan hipotesa berdasarkan masalah yang didapatkan
Session – Testing & memperbaiki hipotesa berdasarkan 8 konsep Bowen dengan memberikan beberapa intervensi terhadap keluarga
Post-session- Analisa reaksi keluarga serta rencana sesi selanjutnya Atau Mengakhiri Terapi

3. Model strategis
Terapis yang mengembangkannya adalah Jay Harley. Konsep dasar terapi ini adalah semua tingkah laku dan komunikasi yang dilakukan keluarga.
Strategi terapi meliputi :
1. Reframing; masalah yang di terapi pada keluarga adalah masalah yang ditegaskan kembali oleh terapis atau siapapun yang melakukan terapi.
2. Pengandalian perubahan; dalam terapi, terapis hanya mengarahkan apa yang perlu dilakukan keluarga untuk menyelesaikan masalahnya dan untuk pelaksanaan penyelesaian masalah semuanya dilakukan oleh keluarga.
3. Paradok; terapis mengarahkan untuk perubahan peran pada anggota keluarga yang menjadi penyebab masalah dalam keluarga dimana yang sudah menjadi kebiasaan dibalik 180ยบ sehingga di sini keluarga akan belajar untuk mempelajari dan mendengarkan apa yang menjadi keinginan keluarga.

4. Model terapi transformational
Model ini dikembangkan oleh Virginia Satir, seorang terapis dari Amerika Serikat. Konsep dasar dalam terapinya adalah dinamika hubungan antara manusia dalam satu sistem keluarga, yang akan berpengaruh kepada hubungan seseorang dengan sistem diluar keluarganya sehingga supaya tidak terjadi masalah maka diupayakan untuk terjadinya transformasi dalam hidup seseorang. Perubahan yang dimaksud semata-mata bukan untuk kepentingan perubahan saja tetapi juga mengupayakan bagaimana seseorang dapat memberdayakan kemampuan serta kekuatannya untuk menyelesaikan masalahnya, karena masalah yang ditimbul pada setiap individu semuanya bisa diselesaiakan tergantung dari upaya seseorang tersebut untuk memberdayakan kekuatannya untuk mengatasi masalahnya. Dalam model ini jika terdapat anggota keluarga yang dianggap bermasalah maka terapisnya akan mengkondisikan keluarga tersebut untuk menciptakan lingkungan yang mendukung seseorang yang bermasalah tersebut untuk memberdayakan kekuatannya untuk menyelesaikan masalahnya. Sementara itu, untuk individu yang bermasalah akan dilakukan proses transformasi perasaan, persepsi, pengharapan, dan tingkah lakunya terhadap masalah yang dihadapinya. salah satu bentuk terapinya adalah terapi musik yang dilakukan bersama-sama dengan seluruh anggota keluarga meskipun yang bermasalah hanya satu individu atau beberapa individu saja.

1 comment:

cH1km0nK said...

aduh sowry yach
tu blogNya kurank rapih dech kayanya,,
kalo rapih pasti bagus bnget & nilaiNya pasti dapat A,,