Tuesday, April 22, 2008

Cognitive Behavioral Therapy


Cognitive Behavioral Therapy merupakan aplikasi dari berbagai variasi teori belajar dalam kehidupan. Tujuannya adalah untuk menolong seseorang keluar dari kesulitannya dalam berbagai bidang kehidupan dan pengalaman. Seringkali masalah tersebut terjadi dalam konteks masalah medis atau gangguan psikiatrik. Teknik terapi kognitif dapat diterapkan dalam bidang pendidikan, di tempat kerja, dalam kegiatan konsumen, dan olahraga. Dalam situasi tersebut terapi kognitif behavioral dapat menolong seseorang dalam pertumbuhan prestasinya dengan meningkatkan kemampuan kopingnya. Hal ini dapat digunakan perawat di berbagai bagian dan berbagai lapangan kesehatan untuk meningkatkan respon koping dan merubah perilaku maladaptif.

Cognitive Behavioral Therapy berfokus pada masalah dan berorientasi pada tujuan, diarahkan pada masalah-masalah yang berkembang pada situasi sekarang dan saat ini ( deals with here and now issues ). Memamndang individu sebagai pengambil keputusan utama dalam menyelesaikan masalah.

Bentuk Distorsi Kognisi Pada Klien (Stuart, Laraia, 1997 : 645)

Tabel 1.1

No

Kelainan Kognisi

Pengertian

Contoh

1

Overgeneralization

Menggambarkan kesimpulan secara menyeluruh segala sesuatu berdasarkan kejadian tunggal

Seorang mahasiswa yang gagal dalam satu ujian mengatakan :

“Kayaknya saya enggak akan lulus dalam setiap ujian.”

2

Personalization

Menghubungkan kejadian di luar terhadap dirinya meskipun hal tersebut tidak beralasan

“Atasan Saya mengatakan produktivitas perusahaan sedang menurun tahun ini, Saya yakin kalau pernyataan ini ditujukan pada diri Saya.”

3

Dichotomus Thinking

Berpikir ekstrim, menganggap segala sesuatunya selalu bagus atau sangat buruk.

“Bila suami Saya meninggalkan Saya, Saya pikir lebih baik Saya mati.”

4

Catastoprizhing

Berpikir sangat buruk terhadap suatu kejadian atau orang.

“Saya lebih baik tidak mengisi formulir promosi jabatan itu, sebab Saya tidak menginginkan dan tidak akan nyaman dengan jabatan itu.”

5

Selective Abstraction

Berfokus pada detail, tetapi tidak relevan dengan informasi yang lain

Seorang istri percaya bahwa suaminya tidak mencintainya sebab ia datang terlambat dari pekerjaannya, tetapi ia mengabaikan perasaannnya, hadiah dari suami tetap diterima dan libur bersama tetap direncanakan.

6

Arbitary Inference

Menggambarkan kesimpulan yang salah tanpa didukung data.

“Teman Saya tidak pernah lama menyukai Saya sebab ia tidak mau Saya ajak pergi.”

7

Mind Reading

Percaya bahwa seseorang mengetahui pikiran orang lain tanpa mengecek kebenarannya.

“Mereka pasti berpikir bahwa dirinya terlalu kurus atau terlalu gemuk.”

8

Magnification

Exaggregating the importance of events.

“Saya telah meninggalkan makan malam Saya, hal ini menunjukkan betapa tidak kompetennya Saya.”

9

Externalization of Self Worth

Menentukan tata nilai sendiri untuk diterapkan pada orang lain.

“Saya sudah berusaha untuk kelihatan baik setiap waktu tetapi teman-teman Saya yang tidak menginginkan Saya berada di sampingnya.”

Peran Perawat Jiwa dalam Terapi Kognisi

Peran perawat dalam terapi kognisi sangat penting di rumah sakit jiwa terutama sebagai leader, fasilitator, evaluator, dan motivator. Terapi ini sangat berguna untuk mengatasi masalah-masalah klien dari semua rentang usia baik secara individu atau kelompok. Masalah tersebut meliputi : kecemasan (anxiety), gangguan afek (affective), masalah makanan (eating), schizophrenia, ketergantungan zat (substance abuse), dan gangguan kepribadian (personality disorder).

Tujuan Terapi Kognisi

Secara umum terapi kognisi ini bertujuan untuk :

  1. Meningkatkan aktivitas yang diharapkan
  2. Menurunkan perilaku yang tidak dikehendaki
  3. Meningkatkan rekreasi
  4. Meningkatkan dan memberi kesempatan dalam kemampuan social

Teknik Terapi Kognitif

  1. Teknik Restrukturisasi Kognisi (Restructuring Cognitive)
  2. Teknik Penemuan Fakta-Fakta (Questioning The Evidence)
  3. Teknik Penemuan Alternatif (Examing Alternatives)
  4. Decatastrophizing
  5. Reframing
  6. Thought Stopping
  7. Learning New Behaviour with Modeling
  8. Membentuk Pola (Shaping)
  9. Token Economy
  10. Role Play
  11. Social Skill Training
  12. Aversion Therapy
  13. Contigency Contracting
Sumber :
Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama

No comments: